Kader Disorot Mahasiswa Terkait Kasus Dugaan Narkoba, ini Respon Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bima

Massa mahasiswa di Mataram yang tergabung dalam Pusat Kajian Demokrasi (PUKAD) NTB, saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Polda NTB, Rabu (22/1/2025) lalu.
Massa mahasiswa di Mataram yang tergabung dalam Pusat Kajian Demokrasi (PUKAD) NTB, saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Polda NTB, Rabu (22/1/2025) lalu.

Mataram, Berita11.com— Anggota DPRD Kabupaten Bima dari Fraksi Demokrat disebut-sebut dalam kasus narkoba oleh aktivis anti Narkoba, Uswatun Hasanah alias Badai NTB. Hal tersebut kemudian disorot mahasiswa di Mataram yang tergabung dalam Pusat Kajian Demokrasi (PUKAD) NTB, degnan menggelar aksi unjuk rasa di depan Polda NTB, Rabu (22/1/2025) lalu.

Massa berjumlah tujuh orang berangkat dari titik kumpul di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan membawa pengeras suara jenis toa dan spanduk bertuliskan “Mafia Narkoba.”

Bacaan Lainnya

Setibanya di lokasi aksi, massa menyampaikan orasi secara bergantian. Dalam orasinya, mereka menekankan tindak pidana narkotika adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang setara dengan terorisme dan korupsi.

Massa juga menyebut peredaran narkoba jenis sabu-sabu di NTB, khususnya di Kabupaten Bima, semakin meningkat dan menjadi ancaman serius bagi generasi muda.

BACA JUGA: Ketua DPRD Dompu Jelaskan hasil Zoom Meeting dengan Bapanas, HAP Jagung Rp4.200 per Kg

“Kami menduga kuat adanya keterlibatan salah satu anggota DPRD Kabupaten Bima dari Fraksi Demokrat sebagai bandar sekaligus backing bisnis narkoba. Ini sangat mencoreng nama baik partai, lembaga legislatif, dan kepercayaan masyarakat,” ujar Firmansyah.

Selain itu, massa juga meminta agar kasus ini diusut tuntas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mengatur ancaman hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba.

Massa kemudian diterima oleh Pamenwas Polda NTB, AKBP Muh Anton B.G. Massa menyampaikan lima pokok tuntutan, di antaranya mendesak Polda NTB segera memeriksa dan mengembangkan kasus dugaan keterlibatan anggota DPRD Kabupaten Bima dari Fraksi Demokrat. Selain itu, mendesak DPD Partai Demokrat segera mengambil langkah tegas sesuai konstitusi partai terkait anggota legislatif tersebut.

Kasubdit I Ditresnarkoba Polda NTB Kompol Dhafid Siddiq mengatakan, apa yang disorot mahasiswa masih tataran isu, karena masih bersifat dugaan keterlibatan salah satu anggota legislatif.

“Informasi itu sudah kita terima, Polda tidak tutup mata. Jadi kalau boleh dicek itu, ada tiga orang yang sudah kita amankan di Bima, termasuk yang diduga bandar besar. Itu sudah kita amankan dan terbukti. Jadi kalau ada bukti kuat, informasi, maka kita butuh peran serta elemen masyarakat untuk menginformasikan kepada kami,” ujar mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bima itu.

BACA JUGA: Terduga Pengedar Sabu-sabu 2,98 Gram di Taliwang KSB Dibekuk Polisi

Respon DPC Partai Demokrat

Pada bagian lain, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bima, Hj Misfalach, berkaitan dugaan keterlibatan kader partai yang dipimpinnya sebagaimana yang menjadi sorotan mahasiswa dan aktivis anti narkoba, pihaknya sudah mendengarnya. “Dan itu baru dugaan,” ujar Hj Misfalach kepada Berita11.com.

Dikatakannya, kader Partai Demokrat Kabuapten Bima, MI telah melakukan tes urin dan hasilnya negatif.

“Sudah melakukan tes urin dan hasilnya negatif, itu yang saya dengar dari beliau saat kami mengonfirmasikan terkait hal yang didugakan tersebut,” ujar Hj Misfalach.

Pada bagian lain, Berita11.com telah berupaya mengkonfirmasi anggota DPRD Kabupaten Bima, MI melalui layanan media sosial berkaitan sorotan mahasiswa dan aktivis anti narkoba. Namun tidak disrespon. [B-26/B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

12036653233235931344

Pos terkait