Kota Bima, Berita11.com— Pemerintah Kota Bima kembali mengikuti video konferensi (Vicon) rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah tahun 2024, Senin (27/5/2024). Vicon yang diikuti dari kantor Pemkot Bima dipimpin oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, H Mohammad Rum.
Dalam Vicon bersama Kemendagri RI tersebut dipaparkan bahwa kabupaten/kota pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) tertinggi dari 10 kabupaten kota lainnya di luar Pulau Jawa dan Sumatera, yaitu mencapai 7,01 % dengan komoditas andil terbesar bawang merah (1,7895 %), beras (1,1493 %) dan daging ayam ras (0,7823 %).
Sementara itu, berdasarkan data diolah dari SP2KP Kemendag tanpa 150 kota IHK, komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh bawang merah, cabai merah, dan cabe rawit.
Berdasarkan pemantauan harga sampai pekan keempat Mei 2024 ini, perbandingan harga beberapa komoditas pangan antara bulan Mei dengan bulan April 2024 cenderung pada kisaran yang tetap dengan sedikit fluktuasi.
Jumlah kabupatenkota yang harga-harganya meningkat cenderung tidak berubah banyak dari pekan ke pekan bulan Mei.
Perbandingan harga bawang merah dan cabai merah bulan Mei dengan April yang tinggi mengindikasikan potensi inflasi dari dua komoditas ini. Meskipun demikian terlihat tren penurunan dari pekan ke pekan di bulan Mei 2024.
Selain itu, perkembangan harga jagung pakan tingkat daerah juga menjadi poin penting yang dibahas dalam Rakor Vicon tersebut, secara mingguan harga meningkat di 11 provinsi, turun di tujuh provinsi dan tetap di sembilan provinsi. Lima provinsi dengan harga terendah (per 22 Mei 2024) yaitu, Nusa Tenggara Barat (Rp4.350/kg), Lampung (Rp4.840/kg), Sulawesi Selatan (Rp5.180/kg) Sulawesi Utara (Rp5.200/kg) dan Jawa Barat (Rp5.210/kg).
Tak hanya itu, dari perkembangan harga tersebut, Badan Pangan Nasional menggelar beberapa kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) antara lain, dilakukan pengiriman jagung Bima ke Blitar selama pekan keempat Mei 2024 sebesar 166,3 ton untuk membantu menyerap panen raya jagung petani dan menjaga stabilisasi pasokan. Selain itu agar harga pangan jagung tidak anjlok.
Rakor ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi di tengah tantangan global dan domestik. [B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News