Kota Bima, Berita11.com— Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menyiapkan mahadata (big data) berkaitan dengan pelayanan yang dapat diakses siapapun, termasuk pemerintah pusat. Untuk mendukung big data, Pemkot Bima mengoperasikan smart cloud yang juga sebagai ihtiar menyiapkan internet murah.
Inovasi tersebut disampaikan Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi saat presentasi kepada tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui layanan daring di Command Center Kota Bima, Senin (12/7/2021).
Presentasi disampaikan Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi sehubungan Kota Bima masuk dalam penilaian Top 45 Inovasi Pelayanan Publik.
“Smart cloud dibarengi dengan peraturan wali kota. Karenanya, kami menyekolahkan empat ASN untuk penguasaan IT. Karena kami memerlukan SDM yang andal dalam mengoperasikan smart cloud menuji smart city,” ujar Wali Kota Bima saat menyampaikan presentasi kepada tim Kementerian PAN RB.
Dikatakan mantan anggota DPR RI ini, pemerintah pusat bisa mengakses data apa saja yang berkaitan dengan Kota Bima, karena Pemkot Bima sudah menyiapkan maha data (big data) yang terkoneksi melalui command center. Sejumlah jenis data yang dapat diakses itu seperti data pengangguran, data kemiskinan, kelahiran, kematian, pembuatan KTP, akta kelahiran, pelayanan kesehatan.
“Menjaring aspirasi, menjemput pelayanan. Bahkan soal penanggulangan akibat kekerasan terhadap perempuan dan anak, semua ada dalam big data. Karenanya peran RT/RW dalam pelaporan sangat dibutuhkan,” katanya.
Dikatakan Lutfi, untuk memudahkan pelayanan public, Pemkot Bima bekerja sama dengan pihak swasta dan BUMN, dengan membagikan wi-fi gratis kepada masyarakat. “Itulah bentuk pelayanan prima berbasis teknologi smart cloud,” ujar Lutfi.
Dijelaskan Lutfi, command center memiliki fungsi strategis untuk mendukung misi menuju Smart City Bima. “Pemkot membutuhkan internet dedicated dan IP (internet protocol) publik dengan jaringan infrastruktur yang memadai, agar dapat menyediakan pelayanan secara online kepada masyarakat,” jelas Lutfi.
Sementara itu, 11 panelis berharap agar smart cloud Kota Bima bisa berlanjut, karena sangat terintegrasi dengan program SPAM pada salah satu kementerian.
Sementara itu, Kepala Bagian Organisasi Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bima, Ihya Gazali mengatakan, inovasi smart cloud mampu mengefisiensikan anggaran infrastruktur teknologi hingga 66, 67%. Selain itu, menjamin kualitas pelayanan yang semakin meningkat.
“Efisiensi anggaran meliputi efisiensi biaya bulanan internet dedicated dan IP publik. Misalnya di Dinas Kominfotik dari Rp40 juta/bulan menjadi Rp17juta. Server LPSE dari Rp10 juta menjadi Rp1 juta dan beberapa OPD yang menggunakan TIK, banyak kelebihan dalam soal efisiensi anggaran,” ujarnya.
Mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Kota Bima ini, juga menjelaskan, smart cloud tidak membutuhkan jaringan khusus berupa fiber optic, namun menggunakan jaringan internet yang sudah tersedia di Kota Bima. [B-19]