Bima, Berita11.com— Puluhan pedagang bahan pokok di Pasar Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, enggan menempati bangunan baru yang dibangun atas bantuan langsung dari pemerintah pusat. Penyebabnya, setiap pedagang hanya diberikan tempat berjualan kurang dari satu meter, termasuk untuk menggelar barang dagangan.
Selain itu, puluhan pedagang di pasar tersebut enggan menampati blok B bangunan Pasar Sila yang dibangun dari anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN) karena model bangunannya tertutup dan berbeda dengan model bangunan untuk blok pedagang ikan.
Sejumlah pedagang bahkan belum mau bergeser dari lokasi sementara di luar area Pasar Sila yang baru selesai dibangun. “Apa yang dibangun oleh pemerintah pusat sangat bermanfaat karena sekarang tempat kami berjualan tidak lagi becek. Tapi kalau berjualan di dalam tempatnya kecil. Setiap pedagang hanya dikasi tempat kurang dari satu meter, tidak cukup untuk taruh barang dagangan kami,” ujar Jaidah, pedagang sayur di Pasar Sila, Senin (10/2/2024).
Ia berharap pemerintah daerah yang menerima kepercayaan dari pemerintah pusat kembali menata dan mengatur kembali penerima manfaat bangunan pasar modern yang dibangun pemerintah pusat atas perintas langsung Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kecamatan Bolo Kabupaten Bima beberapa tahun silam.
“Bagaimana kami bisa berjualan di dalam bangunan, tempatnya tertutup. Udah begitu setiap pedagang dikasi tempat kurang dari satu meter. Pasti pedagang tidak nyaman dan para pembeli tidak ada yang mau masuk ke dalam. Coba tempatnya seperti los ikan,” ujarnya.
Pedagang lainnya, Siti Rahma mengatakan, puluhan pedagang masih bertahan di tempat sementara yang berada di luar area Pasar Sila. “Sebenarnya kami sudah dapat tempat di dalam (blok B) tapi di sana tertutup. Itupun tempatnya nggak sampai satu meter. Mana cukup untuk menggelar barang dagangan kami,” ujarnya.
Meskipun konsekuensinya omzet penjualan berkurang karena umumnya pembeli tidak lagi melirik lapak pedagang di lokasi sementara yang berbatasan dengan pagar bangunan baru Pasar Sila, para pedagang mengaku lebih nyaman berjualan di tempat sementara.
“Memang saat ini pembeli di sini sepi, karena umumnya para pembeli sudah melihat yang di halaman bangunan pasar baru. Tapi kalau mau jualan di dalam bangunan yang tertutup, kami yakin malah lebih sepi,” ujar Rahmah.
Meurutnya, desain dan perencanaan bangunan Pasar Sila yang dibangun oleh pemerintah pusat sudah memperhitungkan jumlah pedagang. Namun proses pembagian oleh organisasi perangkat daerah terkait di Kabupaten Bima bermasalah, karena juga mengakomodir para pedagang keliling yang sebelumnya tidak berjualan di Pasar Sila.
“Kalau yang dikasi hanya kepada pedagang lama yang benar-benar asli berjualan di Pasar Sila, maka tempat yagn didapat bukan tempat kurang dari satu meter. Tapi tempat berjualan yang lebih nyaman. Masalahnya ini semua ditampung sehingga setiap pedagang dikasi tempat kurang dari satu meter,” ujarnya.
Pedagang ikan di Pasar Sila Kabupaten Bima, Salmah mengaku bahagia karena Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo memerhatikan kebutuhan para pedagang termasuk di Kabupaten Bima. “Senang karena sudah dibangun pasar modern seperti saat ini. Terpenting tidak lagi jualan di tempat becek,” ujarnya.
Menurutnya, dengan bangunan baru Pasar Sila para pembeli akan nyaman membeli barang kebutuhan dapur di pasar setempat, sehingga dapat meningatkan omzet maupun pendapatan para pedagang. “Sudah pasti (omzet) bertambah, karena tidak lagi becek,” ujarnya. [B-19]