Kabin Ingatkan Potensi Ancaman 2023 sesuai Foresight Intelijen

Kabin, Jenderal (Purn) Budi Gunawan. Foto Ist.
Kabin, Jenderal (Purn) Budi Gunawan. Foto Ist.

Jakarta, Berita11.com— Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan menyampaikan paparan dan analisa situasi perekonomian tahun 2023 berdasarkan foresight intelijen, analisis big data BIN dan counterpart intelijen dunia.

Budi mengingatkan, berdasarkan analisis big data dan counterpart intelijen dunia terdapat beberapa potensi ancaman dan tantangan global pada tahun 2023 yang perlu menjadi perhatian semua pihak.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA: Makelar Tanah ini Dikarengkeng karena Tilep Uang Kliennya hingga Rp160 Juta

Mantan Waka Polri itu menyebut, berdasarkan tinjauan masa depan dari perspektif intelijen dunia, tahun 2023 sebagai tahun gelap dan penuh ketidakpastian.

“Istilah intelijen disebut dengan winter is coming,” ujar Budi Gunawan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dikutip Rabu (18/1/2023).

Kabin menyorot, dari sejumlah ancaman di antaranya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal itu karena tingginya inflasi global, sehingga menyebabkan tingginya beban impor yang berdampak pada industri nasional, meningkatnya pengangguran serta menurunnya daya beli masyarakat.

Budi Gunawan juga menyinggung rupiah cenderung menguat tajam pada pekan ini. Selama empat hari terkakhir rupiah menorehkan kinerja baik. Pada awal pekan lalu, rupiah bahkan sempat menyentuh Rp14.975/US$.

BACA JUGA: Runway BIZAM jadi 3,3 Km agar Dukung Pesawat Wide Body dan Kargo MotoGP

Sentimen yang membuatnya naik tak lain, rencana Presiden Joko Widodo merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE).

Penguatan juga dipengaruhi oleh asing yang kembali masuk. Dari catatan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, minat investor asing untuk membeli surat utang negara (SUN) melalui lelang terus melonjak. Jumlah utang yang diambil dari investor asing bahkan menembus Rp 10,74 triliun atau tertinggi dalam 3,5 tahun lebih. [B-12]

Pos terkait