Industri dan Masa Depan Sepak Bola NTB

Talkshow 5
Coach Bima United, Syamsuddin dan Akademisi STKIP Taman Siswa, Dr Rabwan Satriawan M.Pd., AIFO Memaparkan Masa Depan Sepak Bola NTB.,

Menurut Rabwan, cara mengelola klub sepak bola harus dipikirkan organisasi, Askab, Askot maupun Asprov NTB. Hal yang harus menjadi perhatian tidak saja berkaitan pelatih, namun psikologi pemain. Karena salah satu persoalan sepak bola di Bima berkaitan pengembangan pemain. Jika beberapa nama besar pemain sepak bola asal Bima seperti Ady Setiawan dan Rangga Muslim mampu merumput hingga level klub liga I, namun harus diketahui publik bahwa dua pemain tersebut prosesnya bukan instan dan tidak dilakukan di daerah. Namun mereka ditempa oleh klub di daerah lain hingga dilirik klub liga I dan Timnas.

Dosen STKIP Taman Siswa Bima, Mulyadi mengatakan, keberadaan wasit juga penting menjadi atensi di tengah upaya mengembangkan sepak bola. Terlebih publik sepak bola di NTB termasuk di Bima telah memahami aturan permainan (a lot of the games/ LotG) sepak bola.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA: Tim STKIP Tamsis Dorong Literasi SDN 2 Ntonggu lewat Permainan Tradisional
Pendaftaran%20Maba%20UM%20Bima

Sejauh ini menurutnya, di Kota Bima dan Kabupaten Bima telah memiliki wasit berlisensi C2. Namun secara umum di NTB belum memiliki wasit berlisensi Viva. Namun demikian telah ada 14 wasit level nasional dan sisanya wasit berlisensi C2.

“Kita harus mengubah mindset pemuda kita, bahwa bekerja itu tidak semata-mata menjadi PNS. Menjadi wasit adalah sebuah pekerjaan yang luar biasa, demikian juga menjadi pemain sepak bola,” katanya.

Menurutnya, wasit di Indonesia adalah yang menerima bayaran tertinggi di Asia Tenggara. Sekali memimpin pertandingan honor wasit di Indonesia menerima Rp10 juta, sedangkan asistenya Rp7 juta. “Bayangin 10 turun sudah kantungi Rp100 juta, hanya turun 2×24 menit. Saya mau membuka pola pikir pemuda, wasit bukan hanya profesi yang hanya berada di lapangan, tapi profesi yang bisa menghasilkan uang,” katanya.

Desakan Mewujudkan Stadion Sepak Bola Representative

Penikmat sepak bola NTB, Damhuji MA mengatakan, studion sangat dibutuhkan untuk mendukung dan mengembangkan sepak bola di NTB. Karena menurutnya, tanpa studio tidak ada pertandingan bergengsi. Stadion sepak bola sama pentingnya dengan wasit yang memimpin pertandingan, pemain, tribun dan penonton (supporter). Tanpa salah satu elemen tersebut, maka sepak bola tidak dapat dinikmati.

BACA JUGA: Terima Bendera KORMI, NTB Siap jadi Tuan Rumah Event FORNAS 2025

“Saya ingin katakan betapa sengsaranya kita nonton bola dan bermain bola tanpa stadion. Rekomendasi tunggal, kongres Askbab kemarin meminta mendorong Pemda bangun studion, karena tanpa studion tidak ada kemajuan sepak bola,” ujarnya.

Pada aspek lain menurut dia, keberadaan stadion memberi efek aman (safety) bagi wasit dan pemain. Terutama ketika para penonton tidak terkendali dan berpotensi melempar ke tengah lapangan. Secara historis, kompetisi sepak bola seperti open tournament di Bima sering diwarnai insiden. Hal itu juga dipicu kondisi penonton yang tidak dapat bersantai dan tidak menikmati pertandingan, karena belum didukung sarana dan prasarana. Dari aspek psikologi, kenyamanan saat menonton dapat memunculkan kembahagian dan meminimalisasi setiap orang dapat emosi.

“Jawabannya stadion, karena semua disekat. Orang tidak mudah marah, karena bahagia dan nggak capek,” ujarnya.

Pos terkait