Kota Bima,Berita11.com— Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima mengklarifikasi terkait curhatan hati Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Hesti, melalui media sosial yang mengaku bayinya meninggal dunia karena diduga ditolak rumah sakit setempat.
Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Bima, dr H Muhammad Akbar, mengatakan, saat pasien tersebut dirujuk ke RSUD Bima, kondisi instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit setempat sedang melebihi kapasitas (overload).
Dia menjelaskan, peristiwa itu, Kamis , 19 Januari 2023 sekira pukul 20.00 Wita. Dokter IGD yang sedang bertugas di IGD RSUD Bima saat itu, dr. Wulan mendapatkan telpon dari Dokter PKM Monta, dr. Bella yang menyampaikan rencana untuk merujuk pasien tersebut ke RSUD Bima dengan keluhan tidak bisa BAB selama tiga hari, disertai dengan perut kembung, membesar dan tegang.
“Sesuai dengan SPO yang berlaku di RSUD Bima, setiap pasien rujukan dr (dari) Puskesmas atau RS lain harus terlebih dahulu menghubungi petugas IGD untuk menginformasikan kondisi pasien dan alasan dirujuk, serta mendapat persetujuan dari dokter jaga IGD RSUD Bima (via phone) sebelum pasien dibawa rujuk ke RSUD Bima,” kata Akbar melului keterangan tertulis RSUD Bima yang diterima redaksi Berita11.com.
Dijelaskannya, komunikasi awal diperlukan karena rumah sakit setempat harus memastikan bahwa sumber daya dan sarana prasarana yang diperlukan untuk penanganan rujukan atau tindakan lanjut terhadap pasien tersedia secara memadai. Termasuk di antaranya ketersediaan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan.
“Kondisi lGD saat itu sedang overload, semua tempat tidur terisi oleh pasien (jumlah tempat tidur normal 21) ditambah dengan extra stretcher sebanyak Sembilan buah, sehingga total pasien IGD pada saat itu berjumlah 30 pasien dengan kondisi oksigen terpakai semua,” katanya.
Dengan pertimbangan kedaruratan pasien, kata dia, dokter jaga IGD saat itu menyetujui pasien dapat dirujuk ke RSUD dengan kesepakatan pasien diturunkan dari ambulance dengan menggunakan stretcher dan oksigen ambulance milik Puskesmas Monta.
“Setibanya di RSUD, pasien ternyata diturunkan oleh keluarga dari ambulance Puskemas dan dibawa langsung ke ruang Nurse Station. Mengingat situasi saat itu, di mana seluruh sarana di IGD terpakai semua oleh pasien,” kata dia.
Petugas IGD kata Akbar, menyarankan kepada petugas Puskesmas membawa kembali pasien dan keluarga ke ambulance untuk sementara agar dapat dipasangkan kembali oksigen yang terdapat dalam ambulance, sambil petugas IGD RSUD Bima mengatur dan menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penanganan pasien tersebut, di antatanya oksigen dan tempat tidur.
“Tidak selang beberapa lama, setelah oksigen dan tempat tidur telah siap, petugas IGD RSUD mendatangi kembali pasien dan keluarga yang berada di ambulance untuk membawa masuk pasien ke IGD guna mendapatkan penanganan medis. Namun saat itu, keluarga pasien menolak dan bersikeras untuk membawa pulang pasien,” jelas dia. [B-12]