Mataram, Berita11.com— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Juni 2022, inflasi gabungan dua kota, yakni Kota Mataram dan Kota Bima yang menjadi parameter inflasi di NTB sebesar 0,92 persen. Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,86 persen, sedangkan di Kota Bima mengalami inflasi sebesar 1,11 persen.
Inflasi gabungan dua kota, Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 0,92 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,63 pada bulan Mei 2022 menjadi 110,64 pada bulan Juni 2022. Angka inflasi ini lebih besar dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,61 persen.
Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB, H Wirajaya yang juga anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID NTB), mengingatkan pentingnya optimalisasi 4K, yaitu ketersediaan stok, kelancaran retsribusi, komunikasi efektif dan ketergantungan harga.
Menurutnya, 4K penting untuk menjaga agar bahan pokok tersedia dan harga -harga terjangkau di tengah masyarakat.
Wirajaya menganalogikan inflasi seperti mengukur tensi darah, tidak boleh teralu tinggi dan terlalu rendah, namun harus dalam posisi normal.
“Ketika dijual petani atau produsen itu untung, tetapi masyarakat dapat membeli dengan harga yang terjangkau dan layak, sehingga prinsipnya ada keseimbangan antara produksi dengan harga jual tersebut,” kata Wirajaya saat Rakor TPID NTB di Mataram, Selasa (5/7/2022).
Dia mengatakan Rakor TPID diadakan untuk mendapatkan strategi yang bisa diintervensi.
“Menjelang hari raya besar kita melakukan Rakor supaya kita mendapatkan strategi apa yang bisa kita intervensi, di mana ada kelebihan stok, di situ kita bisa distribusikan,” katanya.
Sementara itu Gubernur NTB yang juga Ketua TPID Provinsi NTB, Dr Zulkieflimansyah mengatakan, berbagai perhelatan berskala nasional maupun Internasional terselenggara di Provinsi NTB, sehingga penting mengendalikan inflasi daerah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
“Banyak event internasional, maka harus dibarengi dengan pengendalian inflasi, karena jika harga tinggi, maka akan ada kenaikan harga, karena demand-nya tinggi,” kata Zul.
Sebagaimana diketahui, pada Juni 2022, inflasi gabungan dua kota, yakni Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 0,92 persen. Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 1,11 persen.
Pada Juni 2022, inflasi gabungan dua kota, Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 0,92 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,63 pada Mei 2022 menjadi 110,64 pada Juni 2022. Angka inflasi lebih besar dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,61 persen.
Inflasi gabungan dua kota di NTB pada Juni 2022 sebesar 0,92 persen terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 2,32 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,79 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,40 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,10 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,00 persen. sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18 persen.
Inflasi gabungan dua kota tahun kalender Juni 2022 sebesar 4,40 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Juni 2021 sebesar 1,19 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun (YoY) Juni 2022 sebesar 5,04 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi YoY Juni 2021 sebesar 1,98 persen.
Hasil pantauan langsung Berita11.com pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bima seperti di pasar pagi Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, harga bahan pokok, barang strategis dan komoditi ekspor yang mengalami kenaikan drastis terutama kelompok volatil food seperti cabai rawit Rp100.000/ Kg, cabai keriting Rp100.000/ Kg. Demikian juga harga tomat, naik drastis dari semula Rp10.000/ Kg, kini menjadi Rp24.000/ Kg, harga bawang merah Rp30.000/ Kg, bawang putih Rp40.000/ Kg. Adapun komoditi impor seperti wortel dan kentang impor masih Rp30.000/ Kg,sedangkan harga daging sapi Rp120.000/ Kg, beras kualitas premium Rp10.000 s/d Rp11.000/ Kg [B-11]