Lebih Tinggi dari Angka Nasional, Inflasi Gabungan Kota Mataram dan Kota Bima YoY 3,02 Persen

Aktivitas Pedangang di Pasar Tradisional Sila Kabupaten Bima. Foto US/ Berita11.com.
Aktivitas Pedangang di Pasar Tradisional Sila Kabupaten Bima. Foto US/ Berita11.com.

Mataram, Berita11.com— Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat, inflasi Year on Year (Y–on–Y/ YoY) gabungan Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 3,02 persen.

Kota Mataram mengalami inflasi year on year (y–on–y) sebesar 3,04 persen dan Kota Bima mengalami inflasi year on year (y–on–y) sebesar 2,91 persen. Inflasi gabungan kedua kota 3,02 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,57 pada Desember 2022 menjadi 115,97 pada Desember 2023.

Bacaan Lainnya

“Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,61 persen,” jelas Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyuddin di Mataram, Selasa (2/1/2024).

Wahyuddin menjelaskan inflasi di kedua kota di NTB tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,11 persen. Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 3,54 persen, kelompok transportasi 3,46 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,07 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 2,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,82 persen, kelompok pendidikan 1,51 persen.

Selain itu, disumbang kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,19 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,89 persen.

BACA JUGA: 700.000 Orang Meninggal karena Kanker Darah, Pfizer beli Pengembang Obat Kanker Trillium $2,3 Miliar

Sementara itu, penurunan indeks tercatat terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen.

Adapun inflasi month to month (m–to–m) gabungan Kota Mataram dan Kota Bima pada Desember 2023 sebesar 0,35 persen, sedangkan inflasi year to date (y–to–d) Desember2023 sebesar 3,02 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y–to–d) Desember 2022 sebesar 6,23 persen.

“Berdasarkan hasil pemantauan, perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan kenaikan,” kata Wahyuddin.

Pada Desember 2023, inflasi y–on–y Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 3,02 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,57 pada Desember 2022 menjadi 115,97 pada Desember 2023.

Tingkat inflasi m–to–m gabungan, Desember 2023 terhadap November 2023 sebesar 0,35 persen dan laju inflasi y–to–d Desember 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 3,02 persen.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,11 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,54 persen, kelompok transportasi sebesar 3,46 persen,” ujarnya.

Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,07 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,82 persenm kelompok pendidikan sebesar 1,51 persen.

Sementara itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,19 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,89 persen, sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen.

BACA JUGA: Dana Asing Mengalir Deras ke Indonesia, Hari ini Rupiah Naik Tipis 0,03 Persen

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y–on–y pada Desember 2023, antara lain beras, angkutan udara, rokok kretek filter, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga, sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi y–on–y, antara lain tongkol diawetkan, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, daging ayam ras, bawang merah, dan cumi-cumi.

Sementara beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m–to–m Desember 2023, antara lain angkutan udara, tomat, cabai merah, bawang merah, dan emas perhiasan. sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m–to–m, antara lain daging ayam ras, tongkol diawetkan, ikan bandeng/ikan bolu, cumi-cumi, dan udang basah.

Wahyuddin juga menyebut, pada Desember 2023 kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi y–on–y adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,6533 persen, kelompok transportasi sebesar 0,4538 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,3323 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,2208 persen.

Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,1451 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,0642 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0576 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,0519 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0329 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0239 persen.

“Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi y–on–y adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0204 persen,” jelas Wahyuddin. [B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait