Cuaca Buruk, Penerbangan Seluruh Maskapai Tujuan Bandara Bima Batal

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bima, Berita11.com— Penerbangan tujuan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima (BMU) waktu sore pada Kamis, 4 Januari 2024 seluruh maskapai terganggu karena cuaca buruk (bad weather). Hal tersebut terkonfirmasi dari Unit Penyelenggara Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Kepala Unit Penyelenggara Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Fitra Jaya, menjelaskan, penerbangan tujuan Bima seluruh maskapi dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (Bizam) dan Bandara Ngurah Rai dibatalkan (cancelled) karena gangguan cuaca.

Bacaan Lainnya

“Benar pak pesawat dari Lombok dan Denpasar cancel dengan alasan cuaca,” ujar Fitra Jaya saat dikonfirmasi Berita11.com melalui layanan media sosial whatshapp, Kamis (4/1/2023) malam.

Secara terpisah, Landside Wings Abadi Airlines (Lion Air Group) Bandara Sultan M Salahuddin Bima, Ulfa Dwiyanti yang dikonfirmasi Berita11.com, membenarkan jika tidak ada Maskapai Wings yang mendarat di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima pada Kamis, 4 Januari 2023 sore. Penyebabnya karena cuaca buruk.

BACA JUGA: Tanggapi Video Jembatan Putus di Bima, BPBD: Hoaks karena Gempa Bumi!

“Tadi sore tidak ada pesawat yang landing khususnya untuk Wings dikarenakan curah hujan di Kabupaten Bima area Bandara SMS,” ujar Ulfa melalui layanan media sosial whatshapp.

Sebagaimana penjelasan pihak BMKG Bima, Ulfa menduga kemungkinan pembatalan penerbangan tujuan Bima juga bisa disebabkan kabut Haze yang mengganggu jarak pandang. Kabut Haze yang memengaruhi jarak pandang masuk kategori cuaca buruk (bad weather) bagi penerbangan.

“Dikarenakan jarak pandang yang ditentukan untuk landing tidak memenuhi syarat atau di bawah kententuan 5 km,” ujar Ulfa.

Sebelum munculnya kabut, aktivitas penerbangan ke Bandara Bima pada pagi hari masih ada.

Sebelumnya, Forecaster BMKG Bima, Jumratul Aida menyebut, munculnya kabut kering di wilayah Bima karena fenomena Haze, yang salah satu dampak langsung adanya tersebut berkurangnya jarak pandang.

BACA JUGA: Tiga Hari Pencarian, Korban Tergulung Ombak di Pantai Selatan Bima Ditemukan tak Bernyawa

“Berpengaruh terhadap penerbangan. Nama fenomena ini haze atau partikel kering yang sangat halus melayang di atmosfer. Partikel kering ini jumlahnya sangat banyak sehingga mengurangi jarak pandang, dapat mengganggu aktifiktas penerbangan maupun pelayaran,” kata Jumratul kepada Berita11.com melalui layanan media sosial whatshapp, Kamis (4/1/2023).

Jumratul menjelaskan, partikel kering tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk asap, debu jalan, debu gunung berapi, dan partikel lain yang dipancarkan langsung ke atmosfer,

Pantauan Berita11.com, sekira pukul 12.30 Wita, Kamis (4/12/2023) kondisi kabut kering tampak semakin kuat, sehingga jarak pandang pelayaran sekitar Teluk Bima semakin berkurang. Fenomena ini juga terpantau di Kecamatan Bolo dan Kecamatan Madapangga, di mana para pengendara tidak dapat melihat objek lebih dari 1 kilometer karena ditutup kabut kering. [B-22/B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait