Bima, Berita11.com— Sejumlah warga yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Masyarakat Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima membongkar atap, pintu dan jendela masjid yang baru selesai dibangun di kompleks rumah relokasi korban banjir di Desa Tambe Kabupaten Bima, Kamis (13/1/2022).
Aksi ini disaksikan ratusan warga dan pimpinan Ormas serta anggota massa aksi. Warga menganggap bentuk arsitek masjid yang dibangun menyerupai tempat ibadah agama lain, sehingga meminta agar dibongkar.
Sebelum membongkar atap, jendela dan pintu masjid, massa Aliansi Pemuda dan Masyarakat Tambe berunjuk rasa di ruas jalan negara Lintas Bima-Sumbawa di Desa Tambe, tak jauh dari persimpangan menuju perumahan relokasi. Massa yang dikoordinir Abdurrahman kemudian menutup ruas jalan negara sehingga menyebabkan lalu lintas terganggu akibat pengendara menumpuk hingga beberapa kilometer.
“Jika pihak Pemeritah Kabupaten Bima dan pelaksana tidak mengubahnya, maka pemuda Bolo akan menghentikan kegiatan pembangunan rumah dampak banjir tersebut. Kami tidak main-main terkait hal itu, jika bagian atap masjid tidak dibongkar dan dibikin kubah. Maka jangan salah kami jika kami dan masyarakat Desa Tambe untuk membongkar masjid atau musala itu,” kata Abdurrahman saat berorasi.
Sesaat setelah menggelar orasi, massa juga menutup ruas jalan dan membakar ban bekas di tengah ruas jalan, sehingga praktis menimbulkan kemacetan panjang. Kapolsek Bolo, AKP Hanafi kemudian berupaya mengimbau massa agar tidak menutup ruas jalan karena mengganggu arus lalu lintas. Namun imbauan tersebut tidak direspon massa.
Massa baru membuka ruas jalan yang ditutup setelah mengetahui ada sejumlah warga yang mulai membongkar atap masjid. Ratusan warga kemudian bergerak menuju kompleks rumah relokasi korban banjir di Desa Tambe dan menyaksikan proses pembongkaran. Setelah proses pembongkaran atap berlangsung, Kapolsek Bolo AKP Hanafi dan Kepala Satuan Intelijen Keamanan Polres Bima berupaya mengimbau warga agar pulang ke rumah masing-masing dan mengizinkan proses pembongkaran dilanjutkan menggunakan alat untuk menghindari warga terluka saat proses pembongkaran. Setelah itu, secara berangsur warga pun membubarkan diri. [B-12]