Mataram, Berita11.com— Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Ustadz Irwan M.Pd.I mengingatkan umat Islam agar membenahi diri agar semakin lebih baik dari hari ke hari.
Menurutnya, tahun baru Islam, 1 Muharram 1445 Hijriah merupakan momentum yang tepat untuk berihtiar memperbaik segala yang telah terjadi dan menguras air mata. “Momentum Tahun Baru Hijriah mari kita jaga kemuliaan agama dan kemaslahatan bangsa dan Negara Indonesia,” ujarnya kepada Berita11.com melalui layanan media sosial whatshapp, Rabu (19/7/2023).
Akademisi Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima itu juga berharap melalui momentum tahun baru Islam 1445 Hijriah, semua pihak lebih peka terhadap permasalahan sosial khususnya angka kasus HIV AIDS yang mencapai ratusan di Kabupaten Bima.
Ustadz Irwan berharap semua terus bersinergi dalam rangka berikhtiar membenahi segala masalah yang telah terjadi dan yang menguras air mata, karena makna hijrah sebenarnya adalah minadzhulumaati Ilan Nur.
“Artinya dari kezaliman menuju kemuliaan dan ketaqwaan. Dari biadab menjadi beradab, dari marah menjadi ramah, dari senang memojokkan menjadi menyejukkan, dari senang menghina menjadi senang memuliakan. Dari senang bermaksiat menjadi senang beribadah,” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak berbenah diri. “Mulai dari diri sendiri, keluarga dan seluruhnya, mulai saat ini serta mulai dari hal yang kecil, misalnya dengan penguatan pemahaman ajaran agama yang sebenarnya lewat majelis taklim dan lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, tahun baru Islam juga merupakan momentum memperkuat kontrol sosial di lingkungan masyarakat lewat semangat mencegah kepada kemungkaran, baik masalah narkoba, minuman keras, perzinahan, LGBT serta masalah masalah sosial lain.
“Semoga Allah SWT merahmati kita semuanya. Amin ya rabbal Alamin,” harapnya.
Secara terpisah, Ketua Gerakan Muslim Anti Maksiat (GAMIS) Bima, Ustadz Imanuddin, berharap tahun baru Islam 1444 Hijriah menjadi momentum bagi semua pihak untuk menguatkan budaya atau kultur lokal Bima yang terintegrasi dengan nilai-nilai ajaran Islam.
“Seperti cara berpakaian, adab dalam komunikasi, pergaulan dan interaksi sosial. Selain itu pengawasan seluruh elemen terhadap arah perkembangan pergaulan remaja dan generasi muda, mendorong tumbuhnya kembangnya lembaga pendidikan Islam seperti TPQ, TPA, SDIT, SMPIT maupun pondok pesantren sebagai pusat penguatan pendidikan karakter,” ujarnya.
Dikatakannya, semua harus sadar bahwa kemerosotan berbagai dimensi kehidupan yang dialami umat manusia saat ini harus diperkuat, sehingga dapat membendung arus pergaulan bebas yang dihasilkan peradaban modern.
“Jadikan momen tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathaniya dan ukhuwah insaniyah,” ujar dosen STKIP Taman Siswa itu.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ustadz Alimin, S.Ag, salah satu tokoh agama dari Ponpes Ukhuwa Islamiyah di Kecamatan Bolo.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut memeriahkan tahun baru Hijriah ini, karena biasanya masyarakat itu hanya reaktif pada tahun baru Masehi saja. Nah, untuk kali ini kami juga akan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut memeriahkan tahun baru Hijriah ini,” ucapnya. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News