Indonesia Darurat Obat, Tim Advokasi untuk Kemanusiaan Desak Presiden ‘turun tangan’

Ilustrasi Pasien.
Ilustrasi Pasien.

Jakarta, Berita11.com— Kasus baru gagal ginjal akut progresif Atipikal (GGAPA) yang diduga karena sirup Praxion muncul di wilayah DKI Jakarta dan dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan. Untuk itu, Tim Advokasi untuk Kemanusia dan keluarga korban GGAPA mendesak Presiden Jokowi ‘turun tangan’ menyikapinya.

Perwakilan Tim Advokasi untuk Kemanusiaan, Habiba mengatakan, pihaknya mendesak Presiden Jokowi untuk ‘turun tangan’ menyikapi kasus GGAPA karena publik sudah tak percaya kinerja Menteri Kesehatan dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bacaan Lainnya

“Langkah tercepat yang bisa dilakukan adalah dengan menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Evaluasi terhadap Menteri Kesehatan dan kepala BPOM juga mutlak harus dilakukan Presiden,” katanya dalam siaran pers Tim Advokasi untuk Kemanusiaan, Selasa 97/2/2023).

BACA JUGA: Desak Status Kerja Diperjelas, Anggota PPDI Geruduk Kantor Pemkab Bima hingga Ancam Aksi Mogok

Selain itu, Tim Advokasi untuk Kemanusiaan juga mendesak pemerintah segera membentuk tim investigasi independen dengan mengikutsertakan unsur masyarakat termasuk pula para korban. Selanjutnya meminta DPR segera membentuk panitia khusus (Pansus) dan segera memanggil seluruh pihak untuk dimintai keterangan dan pertanggungjawabannya, mengungkap fakta di balik tragedi obat beracun serta mencari solusi cepat dan jangka panjang demi kepentingan terbaik korban.

Dikatakannya, pada Selasa (7/2/2023) Tim Advokasi Untuk Kemanusian bersama keluarga korban GGAPA menghadiri sidang gugatan perwakilan kelompok (class action) dengan perkara Nomor 771/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst. Sebanyak 21 keluarga korban hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sejak pukul 09.30 WIB.

Sidang yang dimulai sekitar pukul 11.50 WIB, terpaksa ditunda hingga tiga pekan mendatang oleh majelis hakim tergugat di antaranya CV Samudera Chemical, PT Logicom Solution, CV Mega Integra, CV Budiarta, Kementerian Keuangan, tidak hadir dalam sidang.

BACA JUGA: Huntap Kabupaten Bima Siap Diresmikan Presiden RI

“Waktu yang bersamaan, muncul kasus baru yang dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan. Terdapat dua anak di wilayah DKI Jakarta yang menderita GGAPA yang penyebabnya diduga karena sirup Praxion,” katanya.

Selain itu, kata dia, tim mendapat informasi baru tentang satu kasus baru di Solo, Jawa Tengah. Korban diduga mengkonsumsi praxion dan saat ini mulai menunjukkan gejala.

“Kemunculan kasus baru kian menguatkan dugaan memang benar terjadi pengabaian dari negara. Praxion yang diproduksi PT Pharos justru terdaftar sebagai obat yang aman dikonsumsi versi BPOM. Hal tersebut juga membuktikan bahwa kasus ini belum selesai. Pernyataan Menteri Kesehatan pada November 2022 yang menutup kasus ini ternyata berbeda dengan realitas di lapangan,” katanya. [B-12]

Pos terkait