Jembatan Darurat di Sondosia Kembali Diterjang Banjir, Pelaksana Proyek Butuh Waktu 7-10 Hari

Penjabat Gubernur NTB, H Lalu Gita Ariadi saat meninjau kondisi jembatan darurat yang diterjang banjir di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (1/12/2023).
Penjabat Gubernur NTB, H Lalu Gita Ariadi saat meninjau kondisi jembatan darurat yang diterjang banjir di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (1/12/2023).

Bima, Berita11.com— Jembatan darurat di samping jembatan utama Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang sedang dibongkar kembali diterjang banjir pada Jumat (1/12/2023). Akibatnya arus lalu lintas melalui jalan negara ini terhambat.

Lalu lintas sejumlah bus antarkota dalampropinsi (AKDP) seperti tujuan Mataram dan sebaliknya serta bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tujuan Pulau Jawa dan sebaliknya terhambat akibat tidak melintasi jembatan darurat dan jembatan yang sedang dibongkar.

Bacaan Lainnya

Pengawas proyek dari Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen 3.3 Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Nusa Tenggara Barat, Muslim Akbar menjelaskan, untuk membenahi jalan darurat di samping jembatan Sondosia yang sedang dibongkar, pelaksana proyek membutuhkan waktu tiga hari agar dapat dilalui oleh kendaraan kecil roda dua, sedangkan agar dapat dilalui kendaraan roda empat ukuran sedang dan besar, membutuhkan waktu 7-10 hari mendatang.

“Kira-kira dalam tiga hari ke depan, jembatan sudah dapat dipergunakan kembali untuk kendaraan kecil roda dua, sedangkan kira-kira sekitar 7-10 hari ke depan untuk kendaraan roda empat sedang dan besar,” jelas Muslim Akbar kepada Penjabat Gubernur NTB, H Lalu Gita Ariadi dan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi NTB yang sedang meninjau jembatan Sondosia, Jumat (1/12/2023) malam.

Pada kesempatan tersebut, Penjabat Gubernur NTB, H Lalu Gita Ariadi menyampaikan keprihatinannya atas kondisi jembatan darurat di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima yang Kembali diterjang banjir. Karena itu, Pemprov NTB mendorong langkah-langkah pemulihan.

“Direktif pertama saya, kepada semua pihak terkait, saya perintahkan agar segera lakukan normalisasi jembatan yang rusak supaya bisa berfungsi kembali. Semua hal yang terkait keselamatan pengerjaan proyek harus diperhatikan seksama agar tidak terjadi apa-apa dikemudian hari,” tandas Gita.

BACA JUGA: Pasca Rumah Terduga Pelaku Dirusak, Situasi Wilayah ini Kondusif

Gita juga berharap dalam waktu tidak terlalu lama, jembatan sudah bisa beroperasi agar arus lalu lintas kendaraan kembali berjalan normal.

“Dalam situasi darurat seperti ini, perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin demi kepentingan masyarakat dan aktivitas ekonomi”, ujarnya.

Pria yang akrab disapa Miq Gita ini juga mewanti-wanti agar perbaikan jembatan tetap mengedepankan aspek kualitas.

“Jangan sampai mau cepat-cepat selesai karena kejar waktu, tapi jembatan kembali roboh diterjang banjir akibat mengabaikan kualitas,” pesan Miq Gita kepada pengawas proyek.


Masyarakat Minta Pemerintah Evaluasi Pelaksana dan Pengawas Proyek

Pada bagian lain sejumlah warga mengungkapkan kekecewaan terhadap pelaksana dan pengawas proyek. Perencanaan proyek tersebut tidak memertimbangkan kondisi sekitar dan tidak mempertimbangkan durasi pengerjaan hingga musim hujan yang berdampak terganggunya aktivitas ekonomi masyarakat. Padahal seharusnya setiap proyek telah memiliki analisis termasuk pertimbangan dampak yang akan ditimbulkan.

“Seharusnya pelaksanaan proyek ini sudah menghitung dan memertimbangkan musim hujan serta dampak jika jembatan darurat diterjang banjir saat musim hujan. Sudah seharusnya pemerintah mengevalusi pelaksana proyek seperti ini,” ujar Umar, warga Kabupaten Bima.

Pihaknya merasa prihatin terhadap dampak terganggunya lalu lintas akibat pembongkaran jembatan di Desa Sondosia. Beberapa warga yang memiliki kepentingan yang sebelumnya membeli tiket bus angkutan malam harus mengeluarkan biaya lebih banyak karena bus AKDP maupun AKAP tidak beroperasi karena kondisi tersebut, sehingga harus menggunakan angkutan udara atau pesawat.

“Semua jadi terhambat aktivitas Masyarakat termasuk yang sifatnya emergency. Adapun jalan alternatif di Desa Sanolo juga terbatas karena ruas jalan tidak begitu lebar. Saya kasihan dengan aktivitas truk tronton dan bus malam semua terhambat,” ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Ridwan, salah satu pengendara di Kabupaten Bima. Dia berharap pada masa mendatang pemerintah dan pelaksana proyek harus membuat perencanaan yang matang dan melakukan kajian sebelum melaksanakan sebuah pekerjaan.

BACA JUGA: Wujud Rasa Syukur saat HUT Partai dan Ibu Mega, PDIP NTB Tanam 11.000 Pohon
Sejumlah bus AKDP dan truk terpaksa menepi di SPBU Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima karena tidak bisa melewati saat jembatan darurat di Desa Sondosia Kecamatan Bolo diterjang banjir. Foto US/ Berita11.com.

“Ini sudah yang kedua kali jembatan darurat diterjang banjir. Sudah berapa anggaran yang terbuang sia-sia. Itu baru dari sisi pemerintah, belum lagi dari sisi masyarakat. Sudah berapa kerugian yang ditimbulkan akibat tertundanya aktivitas ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ridwan memperkirakan kondisi yang sama jembatan darurat diterjang luapan banjir akan terus terjadi mengingat curah hujan di wilayah Bima dan daerah sekitar akan meningkat pada Desember 2023 ini sebagaimana prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

“Saya pikir sehari dua hari jembatan darurat selesai dibuat atau ditimbun. Pas terjadi hujan lebat pasti akan diterjang banjir lagi. Kecuali jembatan utama segera rampung. Mestinya itu yang dipertimbangkan pelaksana proyek,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui jembatan darurat yang menghubungkan ruas jalan negara di Desa Sondosia Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, sudah beberapa kali diterjang banjir. Intensitas dan curah hujan tinggi di wilayah sekitar pada Rabu (15/11/2023) menyebabkan jembatan darurat sulit dilalui kendaraan. Kemudian berlanjut diterjang luapan banjir setelah hujan lebat mengguyur Kecamatan Bolo dan Kecamatan Madpaangga pada Senin (27/11/2023). Akibatnya akses jalan negara melalui Desa Sondosia sama sekali tidak dapat dilewati kendaraan. Dampaknya, lalu lintas puluhan kendaraan bertonase tinggi seperti bus AKDP dan AKAP serta truk dan tronton terhambat. Adapun jalur jalan alternatif di Desa Sondosia tembus Desa Rasabou Kecamatan Bolo dan sebaliknya terbatas karena ruas jalan yang sempit.

Pihak pelaksana proyek membutuhkan waktu tiga hari Kembali membuat jembatan darurat agar bisa dilalui kendaraan tonase tinggi. Jembatan darurat di Desa Sondosia pun rampung pada Rabu (29/12/2023). Namun hanya berselang sehari, jembatan darurat yang dibuat Kembali diterjang luapan banjir pada Jumat (1/12/2023), sehingga akses atau lalu lintas jalan negara yang menghubungkan beberapa kota dan kabupaten putus dan tidak dapat lewati kendaraan. [B=19/B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait