Bima, Berita11.com— Hujan lebat disertai petir yang mengguyur wilayah Kabupaten Bima bagian barat pada Minggu (31/12/2023) siang tidak saja menyebabkan luapan banjir, namun juga menimbulkan musibah tewasnya warga Desa Dena Kecamatan Madapangga dan warga Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Korban tewas disambar petir yaitu Nurjanah Mansyur (40 tahun), warga Rukun Tetangga 5 Dusun 3 Desa Dena Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Korban tewas di tempat setelah disambar petir di persawahan So Tolo Ncandi Desa Ncandi Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima sekira pukul 13.00 Wita.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, M Nurul Huda, menjelaskan, sebagaimana informasi yang diperoleh pihaknya, sekira pukul 06.00 Wita, korban berangkat ke sawah di So Tolo Ncandi untuk menjaga padi di sawah miliknya dari serangan burung.
Peristiwa naas yang dialami korban terjadi setelah hujan lebat disertai petir mengguyur So Tolo Ncandi sekira pukul 14.30 Wita. Ketika itu korban sedang istrahat di gubuk miliknya di pematang sawah. Tak lama petir menyambar punggung korban hingga meninggal dunia.
Setengah jam kemudian saat hujan mulai reda, anak korban kembali ke kampung dan menginformasikan kepada kerabatnya peristiwa yang menimpa ibunya. Setelah warga mengevakuasi korban ke rumah duka di Desa Dena Kecamatan Madapangga.
Pada hari yang sama,Yani, petani 38 tahun di Dusun Manggekompo Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima tewas setelah tersambar petir. Korban sempat dibawa ke Puskesmas Donggo, namun nyawa korban tidak tertolong. Sambaran petir di lokasi yang sama juga mengenai Rohana (56 tahun), warga dari desa yang sama.
Kapolsek Donggo, Inspektur Satu Nasaruddin menjelaskan, peristiwa yang dialami korban berawal saat delapan orang termasuk kedua korban menebar pupuk untuk tanaman di So Kadende Watasan Desa Kala Kecamatan Donggo sekira pukul 15.00 Wita.
Saat korban dan rekannya asyik menebar pupuk, tiba-tiba hujan disertai petir mengguyur lokasi setempat. Saat korban dan rekannya hendak berteduh di gubuk di tengah ladang, tiba-tiba petir menyambar kedua korban yang sedang duduk berdekatan.
Sejumlah rekan korban pun membawa kedua korban ke Puskesmas Donggo untuk mendapat pertolongan. Namun naas nyawa Yani (38 tahun) tidak dapat diselamatkan, sedangkan rekannya masih dirawat intensif di Puskemas Donggo karena kondisinya kritis setelah disambar petir.
Secara terpisah, Kepala Puskesmas Donggo, Sri Hartati yang dikonfirmasi menjelaskan, korban tewas tersambar petir yang dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat setempat dalam keadaan tidak sadarkan diri. “Nadi sudah tidak teraba dan terdapat memar dari leher bagian dada kanan sampai kiri,” jelas Hartati melalui layanan media sosial whatshapp.
Sementara itu, korban lainnya, Rohana tiba di Puskesmas Donggo dalam keadaan sadar. Namun dengan keluhan lemah akibat tersambar petir serta mengeluh pusing, sakit dari kepala, lengan kanan sampai lutut dan sedikit syok. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News