PVMBG sebut Normal Fault, Aktivitas Tektonik dan Sedimen Alluvial sebabkan Resistence Force Bukit di Sanolo Bima

Bintara Pembina Desa Sanolo dan warga sedang mengecek fenomena sesar turun di bukit Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Foto Ist.
Bintara Pembina Desa Sanolo dan warga sedang mengecek fenomena sesar turun di bukit Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Foto Ist.

Bima, Berita11.com—Tim Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG Kementerian ESDM) menyimpulkan fenomena rekahan bukit di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dipicu sesar normal (normal fault) karena gaya vertical yang optimal atau gaya grafitasi.

Selain itu, sesuai hasil pengamatan tim geologi PVMBG, fenomena itu juga karena adanya sedimen lunak di bawah permukaan >30 meter dan aktivitas tektonik 5.6 Skala Ritcher pada 2 April 2023 serta aktivitas pemotongan lereng oleh manusia (galian C) sehingga menyebabkan lereng kehilangan kekuatan (resistance force).

Bacaan Lainnya

Setelah meninjau kondisi lapangan dan menganalisa gerakan tanah di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo dan Desa Kaowa Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, penyebab tersebut dipaparkan Tim Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG Kementerian ESDM) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima di kantor Pemkab Bima, Senin (12/6/2023).

BACA JUGA: Duh, Koleksi HP Curian, Wanita dan Pria ini Diamankan Polisi

Tim PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM yang dipimpin oleh M Kibar Suryadana di hadapan Wakil Bupati Bima H Dahlan M.Noer dan para pejabat terkait lingkup Pemkab Bima merekomendasikan upaya mengurangi sedimen bulging atau area yang mengalami kenaikan akibat tekanan dari atas sehingga terlihat seperti bukit baru untuk mengurangi potensi longsoran bulging ke pemukiman, perluasan area terdampak atau potensi bahaya (kluster ring bahaya).

Tim juga merekomendasikan relokasi pemukiman paling terdampak(rusak berat). “Dalam jangka pendek harus diupayakan air tidak masuk ke dalam lokasi zona gerakan tanah (mahkota), pembuatan sodetan atau saluran drainase di area bulging agar tidak terjadi penjenuhan dan pembuatan kolam pada area yang bulging,” kata Kibar Suryadana dikutip Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bima, Suryadin.

Selain itu, dalam tapat teknis tersebut, tim PVMG juga merekomendasikan pengurangan beban volume tumpukan material yang membentuk bukit kecil (nendatan) yang terangkat di area ujung utara dan penghentian aktivitas penambangan, mengingat kondisi lereng yang tidak stabil.

Pola Sesar Turun (Normal Fault) di Bukit Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, NTB.

Untuk jangka panjang, tim juga merekomendasikan agar melakukan kajian geologi lanjut menggunakan survei geolistrik (resistivity) untuk mengetahui kondisi bawah permukaan salah satunya bidang gelincir atau kontak bawah permukaan yang bergerak, penataan saluran drainase aliran permukaan serta perlu dibuat saluran kedap air dan diusahakan tidak melewati tengah pemukiman.

BACA JUGA: Kembali Desak Izin Distributor Pupuk di Madapangga Dicabut, Massa PMB Blokade Jalan

Sementara itu, Wakil Bupati H Dahlan M Noer yang memimpin rapat pembahasan menekankan perlunya penanganan yang lebih cepat, terobosan dan inovasi.

Wabup juga mengajak semua elemen untuk bergerak bersama mengatasi permasalahan yang ada. Hal itu menurutnya penting agar tidak meninggalkan masalah yang bagi generasi mendatang.

Tim geologi yang melaksanakan pengamatan dan analisa fenomena di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima beranggotakan empat orang. yaitu Kibar M. Suryadana (Penyelidik Bumi), Yohandi Kristiawan (Penyelidik Bumi), Ghele Radja Arios (Kepala Balai Nusra) dan Syatrin Kharis (Kepala Pos PGA Tambora).

Sebagaimana diketahui fenomena sesar turun di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat menyebabkan rusaknya sejumlah rumah permanen milik warga di sekitar hingga ambruk. Ratusan warga pun sempat melakukan aksi blokade jalan negara mendesak Pemkab Bima segera merespon bencana yang mengancam warga tersebut. [B-22]

Pos terkait