Caleg ini buat Sayembara Siap Bayar Rp1 Juta untuk Setiap Video Transaksi Money Politics

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bima, Berita11.com—Calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima daerah pemilihan I Kabupaten Bima dari Partai Gerindra, Suharlin membuat sayembara khusus bagi masyarakat yang berhasil mendokumentasikan video trasaksi politik uang (money politics) akan diganjar hadiah Rp1 juta.

Menurut Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Kecamatan Monta Kabupaten Bima, politik uang di tengah masyarakat sudah bukan rahasia. Namun selama ini tidak pernah berhasil diungkap oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan jajaran.

Bacaan Lainnya

Padahal kata dia, personel pengawas semakin banyak. Bukan lagi hanya di tingkat desa, melainkan hingga tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS). Khusus di Kabupaten Bima jumlahnya 1.588 orang, belum lagi di tingkat kecamatan dan kabupaten.

“Dulu hanya beberapa di kecamatan saja, sekarang pengawas semakin banyak. Mestinya kerja nggak nunggu laporan dari masyarakat harusnya,” kata owner media Jerat NTB itu, kemarin.

Suharlin (kiri).

Diakuinya, ia sengaja membuat sayembara tersebut untuk memerangi politik uang yang merebak di tengah masyarakat yang bukan lagi rahasia. “Untuk money politics saya memang mengharamkan itu. Tagline saya pata lawan piti (kenal versus uang),” katanya.

BACA JUGA: Genap Berusia 14 Tahun, Partai Gerindra Selalu Hadir Atasi Setiap Masalah Warga

Meskipun saat ini politik uang bukan lagi rahasia di tengah masyarakat, Suharlin optimistis masih ada pemilih rasional yang masih memiliki nurani. Memilih calon pemimpin bukan berdasarkan uang. Selama ini dalam kegiatan konsolidasi dan kampanye, Suharlin mengaku bertemu dengan orang-orang baik. Masyarakat yang loyal kepadanya meskipun tidak diberikan uang.

“Insya Allah saya yakin dapat kursi legislatif, karena yakin masih ada pemilih rasional. Saya yakin bisa (jadi pemenang) di Dapil 1 tanpa uang,” kata Suharlin.

Pria yang selama ini aktif dikenal sebagai salah satu pemerhati lingkungan dan aktif dalam sejumlah kegiatan sosial itu mengungkapkan, basis pendukungnya merupakan orang-orang kecil seperti peternak dan pemilih pemula serta petani.

Suharlin mengaku, selama masa kampanye ia jarang mengeluarkan uang. Bahkan untuk transportasi maupun untuk kegiatan konsolidasi seperti rembuk bersama di rumahnya. Para pendukung setianya justru membawa kopi dan rokok masing-masing.

Selain itu, cerita dia, suatu ketika pernah ada pihak yang mengirim kayu untuk pembuatan alat peraga kampanye (baliho) untuknya tanpa menginformasikan kepadanya terlebih dahulu. “Pernah ada yang antar kayu, tiba-tiba kayu sampai. Kemudian ada yang telpon tanya sudah sampai nggak kayu? Ada yang antar 10 ikat dan 20 ikat. Kemudian ada yang langsung antar baliho. Setelah itu baru saya tahu,” cerita Suharlin.

BACA JUGA: HBK Peduli Salurkan Bantuan Sembako dan Hewan Qurban kepada Anggotanya

Suhrlin juga bercerita, beberapa waktu lalu saat ia dan timnya sedang menggelar rapat di rumah, tiba-tiba datang seorang ibu penjual keliling asal Desa Pela Kecamatan Monta Kabupaten Bima yang mengantar kopi dan rokok untuknya. Hal itu membuat timnya yang ketika itu sedang melaksanakan rapat terharu dan menangis.

“Bahkan ada pedagang sayur keliling, orang Desa Pela Kecamatan Monta dia ngumpulin uang satu bulan, pas saya ada rapat di rumah, dia pikul sendiri kopi sama rokok di depan semua orang, kebetulan banyak orang dan langsung menangis,” cerita dia.

Selama kegiatan kampanye, Suharlin mengaku tidak pernah memberikan calon pemilihnya uang. Hal itu sudah menjadi komitmen dia. Namun sebaliknya ia berupaya meyakinkan warga untuk tidak memilih pemimpin karena uang dan mengorbankan aspirasi akan diabaikan selama lima tahun mendatang.

“Hal itu membuat saya optimis melihat dukungan itu dan animo pemilih saya benar-benar dari hati. Saya edukasi warga, apa mau pilih wakil yang setelah empat tahun beberapa bulan baru datang lagi temui warga?” ujar dia. [B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait